Bahaya Popok Sekali Pakai / Disposable Diapers [my news]

Tahukah Bunda, akhir-akhir ini kita sering mendengar pemberitaan mengenai bahayadisposable diapers yang mengandung racun (dioxin).
Pada tahun 2000, BBC melaporkan berdasarkan penelitian di Jerman popok sekali pakai (disposable diapers) dapat dikaitkan dengan masalah infertilitas, kanker serviks dan kanker testis serta terkait dengan adanya gangguan skrotum yang mengurangi jumlah sperma. Duuh..ngerii sekali ya Bun..
Apa iya sih sebahaya itu…Untuk tahu hal tersebut kita perlu mengetahui sejarah perkembangan diaper dari mulai jaman baheula sampai jaman modern seperti sekarang, Bun..
Pernahkah Bunda nonton film “Babies”? sebuah film yang menceritakan kisah empat orang bayi yang berasal dari empat lingkungan berbeda, yang dimulai dari lahir hingga langkah pertama mereka. Mereka berasal dari Namibia, Mongolia, Jepang dan San Fransisco.
Dalam salah satu adegan di film tersebut, ditampilkan bagaimana bayi Namibia tidak menggunakan popok. Mereka menggunakan lutut ibunya untuk menyeka kotoran bayi dan menghapusnya dengan batang jagung. Seperti itulah mereka menghadapi persoalannya untuk menghasilkan bayi-bayi yang mampu menghadapi lingkungan mereka.
Apa yang ditunjukkan oleh bayi di Namibia ini, akhirnya juga diikuti oleh beberapa ibu-ibu di Manhattan, New York, AS. Ibu-ibu di Manhattan membentuk support group bagi orangtua yang tak memakaikan popok sekali pakai pada anak-anak mereka. Mereka beralasan, popok sekali pakai mahal dan menumbuhkan konsumerisme serta tak nyaman bagi bayi yang selalu “menduduki” pipis dan tinjanya sendiri.
Walau bayi di Namibia di film tersebut dilukiskan tidak menggunakan popok, tetapi nyatanya popok bukanlah barang baru dan kehidupan manusia. Popok sudah dikenal sejak jaman dulu dimana bayi-bayi Eskimo menggunakan lumut yang dibungkus kulit anjing laut untuk popok bayi mereka.Hehehe…nggak kebayang ya Bun..
Perkembangan popok/diaper sangat pesat. Popok modern sebenarnya sudah ada sejak tahun 1800-an. Di Amerika Utara dan sebagian Eropa dikembangkan popok dari bahan katun dan linen yang dibentuk menjadi persegi dan dipasangkan pada bayi dengan menggunakan pin/peniti. Tetapi, masalah kemudian timbul karena adanya ruam popok/diaper rash yang disebabkan oleh bakteri. Pada saat itulah berkembang suatu proses yang sekarang dinamakan dengan istilah Sterilisasi, Bun. Mulailah para ibu merebus popok kain milik anaknya dan kemudia menjemurnya di bawah sinar matahari untuk memutus rantai hidup bakteri.
Pada awal tahun 1900-an saat perang dunia II dan seiring berjalannya waktu, perang dunia II juga menjadi titik penting perkembangan popok, dimana saat itu akibat banyaknya ibu yang bekerja membuat mereka tidak memiliki waktu untuk mencuci popok sendiri. Alhasil, jasa pencucian popok/ Diapers Service mulai bermunculan, meningkat, dan memicu lahirnya popok sekali pakai (Pospak) atau apa yang kita sebut masa kini sebagai disposable diaperPad penyerap disposable pertama dibuat dengan menggunakan bahan tissue selulosa tanpa pemutih yang dipasangkan dalam celana karet. Dibuat oleh Paulistorm asal Swedia.
Pada tahun 1960an-1980an disposable diaper/ popok sekali pakai/pospak berevolusi sangat cepat. Sebagai ganti tissue, bahan pulp mill, dan campuran rayon-kapas mulai digunakan. Teknologi yang berkembang pesat memperbaiki kinerja pospak. Untuk mendapatkan bahan baku rayon untuk diaper sekali pakai ini, umumnya perlu dilakukan proses pemutihan pulp kayu (bleaching) dan pemurnian.
Ada 2 cara pemutihan dan pemurnian produk diaper Bunda, antara lain sebagai berikut :
1. Pemutihan menggunakan gas klorin. Proses ini dapat menghasilkan dioxin sebagai produk sampingannya. Proses ini digunakan oleh pemasok bahan baku rayon untuk pospak di masa lalu. Diperlukan beberapa proses berikutnya untuk menghilangkan dioxin. Di Amerika, proses ini tidak boleh lagi digunakan oleh produsendiaper, pembalut wanita dan sanitary napkins lainnya.
2. Pemutihan yang bebas elemen klorin. Pemutihan ini tidak menggunakan gas klorin, tetapi menggunakan hidrogen peroksida (H2O2). Proses ini tidak menghasilkan dioxinsebagai kontaminan, sehingga sering pula disebut proses pemutihan bebas dioxin.
Beberapa tahun yang lalu, FDA (semacam BPOM-nya Amerika gitu, Bunda..) meminta produsen besar diaper dan pembalut untuk menguji produk mereka terhadapdioxin menggunakan metode analisis yang disetujui oleh US EPA (Environmental Protection Agency). Data menunjukkan bahwa tingkat dioxin dalam rayon berkisar dari tidak terdeteksi sampai dengan 1 bagian dalam 3 triliun (susah dibayangkan..heheh..), jauh di bawah ambang batas yang menempatkan konsumen pada risiko kanker. FDA telah menetapkan bahwa dioksin terdapat pada rayon terdapat pada tingkat yang sangat rendah yang tidak menimbulkan risiko kesehatan. Tetapi ini Amerika loh Bun…Kalau Indonesia sampai saat ini belum mengeluarkan statement mengenai kasusdioxin ini…Yaaahh, untuk lebih amannya apalagi untuk si buah hati dan orang-orang yang kita cintai, lebih baik kita menjauhi hal yang menjadi penyebabnya seperti pada kasus dioxin dalam proses pembuatan diaper ini, walaupun kadarnya masih dalam ambang aman mengingat bahaya yang ditimbulkan ke depannya.Karena siapa sih yang bisa menjamin, bahwa produk tersebut aman dan bebas bahaya…Waallohualam
Dari tadi disebut-sebut tentang dioxin. Sebenarnya apa sih dioxin itu? Nggak ada salahnya Bunda menambah wawasan mengenai dioxin ini…
Dioxin merupakan bahan pencemar lingkungan. Dioxin menjadi perhatian karena mereka sangat beracun. Percobaan telah menunjukkan bahwa mereka dapat mempengaruhi sejumlah organ dan sistem. Setelah dioxin memasuki tubuh, maka akan bertahan lama karena stabilitas kimia dan kemampuan dioxin untuk diserap oleh jaringan lemak, di mana dioxin kemudian disimpan dalam tubuh. Waktu paruh dioxin di dalam tubuh diperkirakan 7-11 tahun. Dalam lingkungan, dioxin cenderung menumpuk dalam rantai makanan. Semakin tinggi posisi dalam rantai makanan, semakin tinggi konsentrasi dioxin. Nama kimia untuk dioxin adalah 2,3,7,8 – tetrachlorodibenzo para dioksin (TCDD).
Apa sih bahaya dioxin sebenarnya bagi tubuh??Bunda perlu tau…
Dampak jangka pendek dioxin kadar tinggi pada manusia dapat mengakibatkan lesi kulit, seperti chloracne (sejenis jerawat akibat terkena senyawa halogen, termasukdioxin) dan penggelapan warna kulit, dan gangguan fungsi hati. (Salah satu contoh kasus chloracne yang terkenal adalah yang dialami Presiden Ukraina Viktor Yuschenko. Untuk sekedar tau aja ya Bunda… Pak Presiden ini diduga keracunandioxin melalui makanannya. Sampel darahnya mengandung 100.000 Unit/gram TCDD, suatu kadar tertinggi kedua yang pernah tercatat pada manusia….woow
Sedangkan dampak jangka panjang menyebabkan penurunan sistem kekebalan tubuh, perkembangan sistem saraf, sistem endokrin/hormon dan fungsi reproduksi. Dampak kronis dioxin pada hewan telah mengakibatkan beberapa jenis kanker.Hmm..
Terkait dengan proses pembuatan disposable diapers tadi, Bun..Ada beberapa referensi yang memaparkan bahan yang terkandung dalam disposable diapers adalah sebagai berikut:

1. Fluff pulp yang digunakan sebagai bahan baku disposable diapers, dibuat dari dari pulp kayu yang direndam klorin. Akibatnya fluff pulp ini menghasilkan dioxin (suatu zat penyebab kanker), natrium polyacrylate (gel penyerap super beracun), minyak dan resin yang berpotensi menimbulkan alergi, parfum berbahaya, dan bahan kimia berbahaya lainnya seperti tributyltin. Beberapa zat-zat ini dapat menyebabkansickness yang luas untuk si kecil dari terjadinya ruam dan asma hingga terjadinya infertilitas dan kanker di kehidupan mereka setelah dewasa kelak! Na’udzubillah…

2. Natrium Polyacrylate memang bisa bekerja sebagai super absorbent gel yang hebat, bahan yang berbentuk serbuk sebelum dicampurkan pada lapisan dalam disposable diaper memiliki daya serap lebih dari 100 kali dari beratnya di dalam air. Bahan kimia diaper inilah yang mengubah cairan menjadi gel yang akan menempel di kulit si kecil dan menimbulkan reaksi alergi. Disamping itu, bahan ini juga dicurigai sebagai biang keladi iritasi kulit dan demam. Ketika disuntikkan pada tikus percobaan menimbulkanhemorhage/radang, kegagalan kardivaskuler(jantung dan pembuluh darah), bahkan kematian. Anak-anak bisa terbunuh jika menelan 5 gram Natrium Polycrylate. Selain itu, bahan ini juga merusak daya tahan tubuh dan menurunkan berat badan para pekerja pabrik yang memproduksinya.

3. Tributyl Tin (TBT) juga termasuk bahan yang digunakan dalam produksi disposable diaper. Bahan kimia ini selain menyebabkan pencemaran lingkungan juga sangat beracun. Penyebarannya bisa melalui kulit, jadi bisa dibayangkan tingkat bahayanya kalau kulit si kecil yang sensitif memakai diaper yang mengandung TBT. Karena saking beracunnya bahan kimia ini dalam konsentrasi yang sangat kecil pun bisa mengakibatkan gangguan hormon disamping mengganggu sistem kekebalan tubuh. Tak tanggung-tanggung, orangtua yang memiliki bayi laki-laki perlu waspada karena bahan ini bisa menyebabkan kemandulan (pada bayi laki-laki). Ginny Caldwell dalam artikelnya yang berjudul Diapers. Disposable or Cotton?, menyatakan bahwa kerusakan dalam sistem saraf pusat, ginjal dan lever bisa disebabkan oleh bahan-bahan kimia berbahaya yang ditemukan dalam disposable diaper.

Pada tahun 1999 The Archive of Environmental Health melaporkan sebuah studi yang dilakukan oleh Anderson Laboratories. Dalam studi tersebut mereka membuka kemasan diaper lalu meletakkannya di dekat tikus-tikus percobaan. Tikus-tikus yang terkena diaper tersebut menderita bronchoconstriction (penyempitan bronkus paru-paru) yang menyerupai serangan asma. Tak hanya itu, tikus-tikus tersebut juga mengalami iritasi mata, kulit dan tenggorokan. Di dalam sebuah ruangan yang luas sekalipun emisi daridisposable diaper cukup mampu membuat tikus-tikus ini terserang asma. Bahan kimia yang ditemukan dalam disposable diaper yang mampu menyebabkan iritasi tenggorokan antara lain tolune, xylene, ethylbenzene, styrene, dan isopropylbenzene.

Just for information moms..so..minimalkan penggunaan disposable diapers. kalau mau aman dari bahan kimia, tapi nggak pake clodi, pake aja disposable diapers herbal.. atau kalau nggak mau mahal-mahal beli clodi modern, pake aja popok kain biasa..jelas amannya..Change u're mind set, choose the best choice for our baby ^_^

 

 


 

4 Responses to Bahaya Popok Sekali Pakai / Disposable Diapers [my news]

  1. uDjo berkata:

    wah ternyata ada bahaya nya juga yah.. bisa bikin kanker gara2 zat bernama dioxin itu..
    untung gw cowo, jadi ga perlu repot urus popok kalo dah punya bayi :mrgreen:

  2. shanti berkata:

    ijin copas ya..great artikel

  3. ayoo buruan pindah ke clodi 🙂

  4. chery berkata:

    ya. bahaya memang sdh diketahui. tinggal bagaimana kita menyikapinya. pakaikan yang aman untuk ananda tercinta. masih byk kok solusinya. pakai clodi aj. bt mas udjo, walaupun cowok, g harus cuci tangan lho dengan masalah ini. mungkin bs berbagi ilmu sm istri tersayang…..

Tinggalkan komentar